Ta'lim Kitab Durusul Aqoid Diniyah jilid 2 oleh Ust. Aca Fahrudin, S.Pd.I pada Pengajian Thoriqoh Syadziliyyah Malam Senin, 03 Jumadil Awal 1441 H / 29 Desember 2019 M |
BELAJAR AQIDAH ; BAGAIMANA CARA MEYAKINI SIFAT IRADAT ALLAH SWT ?
Al-Iradat merupakan salah satu dari sifat dua puluh sifat waib bagi Allah SWT. Lalu bagaimana kita cara kita meyakini sifat Iradat Allah SWT itu ?
Al-Alamah Al-Habib Abdurrohman As-Segaf bin Hasan As-Segaf Al-Alawi Al-Husaini Asy-Syafi'i Al-Asy'ari dalam kitabnya Dars Al-Aqoidah Ad-Diniyyah jilid 2 mengatakan bahwa cara beriman atau meyakini sifat iradat Allah SWT itu adalah sebagai berikut :
هو
ان نعتقد ان الله سبحانه وتعالى مريد لكائنات, مدبر للحادثات, وانه لا يكون كائن
من خير أو شر أو نفع أو ضر الا بقضائه ومشيئته, فما شاء الله كان وما لم يشأ لم
يكن.
Yaitu kita harus meyakini bahwa Allah SWT menghendaki segala yang ada di alam ini dan mengatur segala peristiwa yang terjadi, dan bahwa tiada kejadian yang bagus atau yang buruk, yang bermanfaat atau yang membahayakan kecuali semuanya dengan ketentuan dan kehendak-Nya. Jadi apapun yang dikehendaki Alloh maka akan ada dan apapun yang tidak dikehendaki Allah maka tidak akan ada.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka cara kita meyakini sifat Iradat Allah SWT adalah kita harus meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini berjalan dengan kehendak Allah SWT atau dengan iradat-Nya. Apapun hal itu baik yang baik ataupun yang buruk sudah berdasarkan Iradat Allah SWT. Kita sebagai makhluk hanya menjalankan apa yang dikendaki oleh Allah SWT saja. Tetapi disamping hal itu kita diberi akal oleh Allah untuk memilih mana yang benar dan salah. Jika kita melakukan hal yang baik, maka pahalalah yang kita dapat dari Allah SWT, dan sebaliknya jika kita melaksanakan hal yang buruk maka dosalah yang kita terima.
Bagaimana jika kita berbuat salah apa itu sudah menjadi iradat Allah SWT ? Jawabannya ya. Tapi seperti tadi dijelaskan bahwa kita diberi akal oleh Allah untuk membedakan yang benar dan salah. Apakah yang lakukan itu manfaat atau dapat membahayakan kepada kita juga sudah termasuk iradatnya Allah SWT.
Seperti halnya Nabi Ibrohim as. ketika hendak dibakar oleh Raja Namrud. Api yang begitu panasnya tidak mempan terhadap Nabi Ibrohim, itu dikarenakan Allah tidak menghendaki api itu untuk membakar Nabi-Nya. Oleh sebab itu, kita harus percaya pada kehendak Allah SWT. Apa yang terjadi sekara itu sudah menjadi Iradat-Nya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :
إِنَّ
رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Demikianlah cara kita
meyakini sifat Iradat Allah SWT. Dialah yang berkehendak atas segala sesuatu.
Semoga kita semua bisa Berhusnudzon (berbaik sangka) terhadap apa yang terjadi
di kehidupan kita. Wa Allahu A’lam bis Shawab. (Ashofah, Mahasantri Ma'had Aly Adzkiya eMHa)
*berdasarkan kajian kitab Durusul Aqoidah Diniyah jilid 2 oleh Ust. Aca Fahrudin, S.Pd.I
Komentar
Posting Komentar